Danau Tondano
Danau Tondano adalah danau terluas di Provinsi Sulawesi
Utara, Indonesia. Danau ini diapit oleh Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit
Tampusu, dan Gunung Masarang. Danau ini dilingkari dengan
jalan provinsi dan menghubungkan kota Tondano, Kecamatan Tondano Timur,Kecamatan
Eris, Kecamatan Kakas, Kecamatan Remboken, dan Kecamatan Tondano Selatan. Danau
ini merupakan danau penghasil ikan air tawar seperti ikan
mujair, pior/kabos, payangka
wiko (udang kecil), nike sepat siang (arwana) ,tawes, pongkor,bontayan,lobster hitam,gurame
kupu-kupu,karper.
Luas danau ini 4.278ha, dan terdapat pulau kecil bernama Likri (depan desa Tandengan kecamatan Eris) dan pulau papa lembet
depat toulu membet. Di tepi Danau Tondano terlihat jelas Gunung
Kaweng. Konon danau ini terjadi karena letusan yang dahsyat karena
ada kisah sepasang insan manusia yang berlainan jenis melanggar larangan orang
tua untuk kawin (bahasa Minahasa:kaweng) dengan nekat lari (tumingkas) di hutan.
Sebagai akibat melanggar nasihat orang tua maka meletuslah kembaran gunung
kaweng tersebut sehingga menjadi Danau Tondano.
Danau Tondano mempunyai obyek wisata yang
terkenal “Sumaru Endo” Remboken, dan
Resort Wisata Bukit Pinus (Tondano arah
Toliang Oki).Gua tikus tasuka, Dari
tepian danau Tondano (Toliang Oki), kita dapat melintas puncak Bukit
Lembean dan memandang keindahan Laut Maluku (di sebelah timur), tepatnya
kawasan Tondano Pante (Kecamatan Kombi), Kabupaten Minahasa.Pondok
kinakas.(dapat dilihat di atas ktr.camat kakas dan boulevard tontimomor.( Doakan agar sepat siang,karper,tawes
tidak punah).
Danau Poso
Danau Poso merupakan
sebuah danau yang terletak
di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Tepatnya di Kabupaten Poso. Danau ini merupakan danau terbesar ketiga di Indonesia dengan
memiliki panjang 32 km dan lebar 16 km.
Danau ini terletak pada ketinggian 657 m.
Danau Rawa Pening
Rawa Pening (“pening”
berasal dari “bening”) adalah danau sekaligus
tempat wisata air di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Dengan luas 2.670 hektare ia menempati
wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang,
dan Banyubiru. Rawa Pening terletak di cekungan
terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung
Telomoyo, dan Gunung Ungaran.
Danau ini mengalami pendangkalan yang pesat.
Pernah menjadi tempat mencari ikan, kini hampir seluruh permukaan rawa ini
tertutup eceng gondok.
Gulma ini juga sudah menutupi Sungai Tuntang, terutama di bagian hulu. Usaha
mengatasi spesies invasif ini dilakukan
dengan melakukan pembersihan serta pelatihan pemanfaatan eceng gondok dalam
kerajinan, namun tekanan populasi tumbuhan ini sangat tinggi.
Menurut legenda, Rawa Pening terbentuk dari
muntahan air yang mengalir dari bekas cabutan lidi yang dilakukan oleh Baru Klinthing. Cerita Baru
Klinthing yang berubah menjadi anak kecil yang penuh luka dan berbau amis
sehingga tidak diterima masyarakat dan akhirnya ditolong janda tua ini sudah
berlalu.
Rawa ini digemari sebagai obyek wisata pemancingan dan sarana olahraga
air. Namun akhir-akhir ini, perahu nelayan bergerak pun sulit.
Danau Segara Anak
Segara Anak adalah danau
kawah Gunung
Rinjani di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat,Indonesia. Nama Segara Anak berarti anak
laut diberikan untuk itu karena warna biru mengingatkan danau laut.
Danau Maninjau
Danau Maninjau adalah sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten
Agam, ProvinsiSumatra Barat, Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang,
ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi,
27 kilometer dari Lubuk Basung,
ibukota Kabupaten Agam.
Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada
di ketinggian 461,50 meter
di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman
maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama
Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit
sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang,
keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Danau Maninjau merupakan sumber air untuk
sungai bernama Batang Sri Antokan. Di
salah satu bagian danau yang merupakan hulu dari Batang Sri Antokan terdapat PLTA
Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau
dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa
mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan
melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang
kurang lebih 10 km mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.
Danau ini tercatat sebagai danau terluas
kesebelas di Indonesia. Sedangkan di Sumatera Barat, Maninjau merupakan danau
terluas kedua setelah Danau Singkarak yang memiliki
luas 129,69 km² yang berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten
Solok. Di sekitar Danau Maninjau terdapat fasilitas wisata, seperti
Hotel(Maninjau Indah Hotel, Pasir Panjang Permai) serta penginapan dan restoran.
Danau Toba
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik
dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer
yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia
Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernamaPulau
Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan
wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan
domestik maupun mancanegara.
Diperkirakan Danau Toba terjadi saatledakan sekitar
73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano(gunung
berapi super) yang paling baru.Bill Rose dan Craig
Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan
bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³,
dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan
tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah
menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika
Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya
mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan
pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan.
Menurut beberapa bukti DNA,
letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah
populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga
ikut menyebabkan terjadinya zaman es,
walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian
terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan
ke atas oleh magma yang belum
keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional,
yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia,
mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah
ditemukan situs arkeologi baru yang
cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India.
Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah
letusan gunung berapi (supervolcano)Toba pada 74.000
tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abuGunung Toba.
Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University
tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti
adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul.
Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata
hanya sabana (padang
rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah
yang cukup luas ini ternyata ditutupidebu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di
seluruh dunia.
Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba.
Dugaan mengarah ke Gunung Toba,
karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi
danau Toba di Indonesia,
hingga 3000 mil,
dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu
sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan
para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.
Danau Paniai
Danau Paniai adalah sebuah
danau yang terletak di Kabupaten Paniai, Papua atau secara
administratif terletak di distrik Paniai Timur. Danau Paniai yang kesohor
memiliki panorama alam yang rancak, alami, dan terawat dengan baik. Keindahan
Danau Paniai diakui oleh utusan dari 157 negara ketika berlangsungnya Konferensi
Danau Se-Dunia yang dihelat di India pada tanggal 30 November 2007.
Pada awalnya, Danau Paniai[1] beserta Danau
Tigi dan Danau Tage dinamakan Wissel Meeren. Penamaan ini dinisbatkan kepada
orang yang pertama kali menemukan ketiga danau cantik tersebut pada tahun 1938,
yaitu seorang pilot berkebangsaan Belanda bernama Wissel. Pada saat itu, Wissel
terbang melintasi pegunungan Pulau Irian dan melihat tiga danau yang memiliki
pemandangan yang indah. Karena terpesona dengan keindahannya, Wissel memutuskan
untuk mendarat dan menikmati eksotisme ketiga danau tersebut dari dekat.
Bahkan, pada masa kolonial Belanda, nama Wissel Meeren lebih populer ketimbang
Paniai. Wissel Meeren berasal dari bahasa Belanda yang memiliki arti
danau-danau Wissel.
Luas Danau Paniai yang mencapai 14.500 hektar memberi cukup ruang kepada
wisatawan untuk memilih lokasi yang sesuai dengan keinginannya ketika
berekreasi ke danau tersebut. Terdapatnya bebatuan dan pasir di tepian danau,
serta dikelilingi oleh tebing-tebing yang lumayan tinggi, menambah daya tarik
objek wisata andalan Kabupaten Paniai ini.
Sebagaimana sebagian besar topografi
Kabupaten Paniai yang berada di wilayah pegunungan dan perbukitan yang berhawa
sejuk, Danau Paniai pun terletak di daerah ketinggian, yaitu sekitar 1.700
meter di atas permukaan laut (dpl). Meskipun demikian, Danau Paniai menyimpan
aneka jenis ikan air tawar dan udang. Ikan nila (oreochromis niloticus), ikan mujair (oreochromis
mossambicus), ikan mas/ikan karper (cyprinus carpio), ikan sembilan hitam, dan ikan belut (synbranchus) adalah di
antara jenis ikan yang dapat dijumpai di danau ini. Sedangkan ikan pelangi
(rainbow/melanotaenia
ayamaruensis) merupakan biota Danau Paniai yang sering
dicari oleh para nelayan dan hobiis ikan hias karena bernilai ekonomi tinggi.
Bila beruntung, di Danau Paniai wisatawan dapat melihat udang endemik Papua
yang kini sudah mulai langka, yaitu udang selingkuh (cherax albertisii).
Dinamakan demikian karena udang tersebut memiliki capit/jepit besar seperti
halnya kepiting. Sampai saat ini, setiap orang yang berkunjung ke Tanah Papua,
terutama ke Kota Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, senantiasa mencari
udang selingkuh sebagai menu untuk bersantap
sumber:msyarifulh.wordpress.com/2012/03/03/7-danau-terindah-indonesia/
diunduh : 29 july 2014sumber:msyarifulh.wordpress.com/2012/03/03/7-danau-terindah-indonesia/
0 comments:
Post a Comment