.......
Setelah tiba di persimpangan , Cherlo menatap kepada sebuah angkot berplat kuning yang hendak menepi di pos ronda dekat persimpangan . Dan dugaannya benar ! Ia melihat langkah tua yang hendak memijakkan kakinya ke daratan . Tiba - tiba mata Cherlo berkaca - kaca . Ia sangat gembira ! Ternyata, dia adalah ibunya yang baru saja pulang dari rumah bibinya di kampung sebelah . Ia pun langsung memeluk ibunya dengan tangisan bahagia yang menyelimuti wajahnya. Ya , beberapa hari ini memang ibunya pergi untuk memengok bibinya yang sedang sakit . Memang begitulah dia , masih seperti dulu , cengeng!
"Dari mana kau nak ?"
" Biasa , bu , lihat sunset ..."
" Apaan itu ?"
" Ih , ituloh , matahari terbenam . Masak ibu tidak tau ??"
" Ya , ibu ini kan sudah tua , mana tau bahasa yang begituan . Sudah , jangan banyak cincong ! Nih , bawakan barang - barang ibu !"
" Siap komandan "
Merekapun berjalan menuju rumah , seperti biasa Rendi selalu ikut ke rumahnya. Mereka asyik bercengkrama layaknya masyarakat desa biasanya .
Malam mulai menyelimuti langit Jogja. Hawa pedesaan yang asri, ikut meramaikan suasana malam dingin yang menusuk tulang.
"Aduh, dingin banget ya,,,"
"Ah, kamu! Kayak nggak pernah tinggal di desa aja.."
Setelah tiba di persimpangan , Cherlo menatap kepada sebuah angkot berplat kuning yang hendak menepi di pos ronda dekat persimpangan . Dan dugaannya benar ! Ia melihat langkah tua yang hendak memijakkan kakinya ke daratan . Tiba - tiba mata Cherlo berkaca - kaca . Ia sangat gembira ! Ternyata, dia adalah ibunya yang baru saja pulang dari rumah bibinya di kampung sebelah . Ia pun langsung memeluk ibunya dengan tangisan bahagia yang menyelimuti wajahnya. Ya , beberapa hari ini memang ibunya pergi untuk memengok bibinya yang sedang sakit . Memang begitulah dia , masih seperti dulu , cengeng!
"Dari mana kau nak ?"
" Biasa , bu , lihat sunset ..."
" Apaan itu ?"
" Ih , ituloh , matahari terbenam . Masak ibu tidak tau ??"
" Ya , ibu ini kan sudah tua , mana tau bahasa yang begituan . Sudah , jangan banyak cincong ! Nih , bawakan barang - barang ibu !"
" Siap komandan "
Merekapun berjalan menuju rumah , seperti biasa Rendi selalu ikut ke rumahnya. Mereka asyik bercengkrama layaknya masyarakat desa biasanya .
Malam mulai menyelimuti langit Jogja. Hawa pedesaan yang asri, ikut meramaikan suasana malam dingin yang menusuk tulang.
"Aduh, dingin banget ya,,,"
"Ah, kamu! Kayak nggak pernah tinggal di desa aja.."
0 comments:
Post a Comment