Pages

Tuesday, December 3, 2013

(lanjutan) Langit Senja Di Bumi Yogyakarta

.......
     Setelah tiba di persimpangan , Cherlo menatap kepada sebuah angkot berplat kuning yang hendak menepi di pos ronda dekat persimpangan . Dan dugaannya benar ! Ia melihat langkah tua yang hendak memijakkan kakinya ke daratan . Tiba - tiba mata Cherlo berkaca - kaca . Ia sangat gembira ! Ternyata, dia adalah ibunya yang baru saja pulang dari rumah bibinya di kampung sebelah . Ia pun langsung memeluk ibunya dengan tangisan bahagia yang menyelimuti wajahnya. Ya , beberapa hari ini memang ibunya pergi untuk memengok bibinya yang sedang sakit . Memang begitulah dia , masih seperti dulu , cengeng!
     "Dari mana kau nak ?"
     " Biasa , bu , lihat sunset ..."
     " Apaan itu ?"
     " Ih , ituloh , matahari terbenam . Masak ibu tidak tau ??"
     " Ya , ibu ini kan sudah tua , mana tau bahasa yang begituan . Sudah , jangan banyak cincong ! Nih , bawakan barang - barang ibu !"
     " Siap komandan "
     Merekapun berjalan menuju rumah , seperti biasa Rendi selalu ikut ke rumahnya. Mereka asyik bercengkrama layaknya masyarakat desa biasanya .
 Malam mulai menyelimuti langit Jogja. Hawa pedesaan yang asri, ikut meramaikan suasana malam dingin yang menusuk tulang.
    "Aduh, dingin banget ya,,,"
    "Ah, kamu! Kayak nggak pernah tinggal di desa aja.."
 



0 comments:

Post a Comment